Kegaiban Gunung Lawu
Gunung lawu merupakan gunung yang berada di jawa timur yang ada di daerah pacitan. Gunung yng satu ini sangat kental sekali dengan cerita mistisnya, juga sangat terkenal di kalangan masyarakat indonesia, terutama tentang sejarahnya yang konon masih ada sangkut pautnya dengan majapahit.
Tak banyak orang bisa mengali informasi dari kisah sejarahnya apaalgi tentang kegaibanya. Rata2 berita dan cerita yang beredar berasal dari kisah dan cerita masa lalu. Oleh karena itu tak banyak yang mampu mengelupas kegaiban gunung lawu dari lereng sampai ke pucuk gunung.
Hanya ada beberapa orang saja yang tingkat spiritualnya matang, dan pernah melakukan interaksi gaib ke gunung lawu yang benar2 paham kegaiban di sana.
Sampai saat ini ternyata juga masih ada orang seperti ini yang benar2 matang tingkat spiritualnya. Meskipun bisa di hitung jari.
Di gunung lawu juga banyak cerita dan kejadian hilangnya pendaki, sebagian di kait kaitkan karena ada sangkut pautnya dengan mahluk gaib di sana.
Sebelum mendaki biasanya ada keterangan tentang larangan larangan ketika masuk ke gunung lawu.
Beberapa larangan di gunung lawu
Pendaki dilarang :
1. Membuat atau melewati jalur terobosan;
2. Memisahkan diri dari rombongan;
3. Menggunakan obor untuk penerangan;
4. Meninggalkan api unggun yang masih menyala;
5. Memotong, merusak dan menempeli pepohonan, berburu satwa liar yang hidup di hutan;
6. Merusak, merubah dan memindahkan rambu-rambu yang ada;
7. Membuat tanda-tanda petunjuk liar, dilarang membawa spidol, cat, dan pilok;
8. Corat-coret di semua tempat pada kawasan gunung lawu;
9. Membuat kotor kawasan gunung lawu, melanggar pantangan-pantangan setempat, seperti memakai pakaian berwarna hijau pupus bercorak gadung melati, poleng, benang telon dan mrutu sewu;
10. Mengeluh jika menghadapi kesulitan;
11. Berkata kotor, jorok dan tidak senonoh;
12. Melamun dan berpikiran kosong;
13. Berlagak sombong, sok, dan congkak melakukan hal-hal tidak senonoh;
14. Mengganggu makhluk lain;
15. Merusak tempat-tempat yang dianggap kramat.
Selain itu ada juga larangan secara mistis yaitu tidak boleh berpakaian hijau, tidak boleh kencing sembarangan, tidak boleh melakukan uji coba atau mengetes ilmu atau menantang gaib di sana.
Sebenarnya saya pribadi belum pernah melakukan perjalanan ke puncak gunung lawu, hanya dulu pernah ke lereng gunung lawu saja selama seminggu, jadi kondisi di atas sana secara fisik saya kurang tau,
Namun saya hanya akan membahas analisa saya tentang kegaiban di sana, terutama penguasa dan kesaktianya.
Banyaknya mahluk gaib di gunung lawu dan tenangnya suasana alam di sana, membuat banyak tokoh spiritual datang kesana sekedar untuk meditasi maupun bertirakat untuk mencari kesaktian, ketenangan, kebatinan dsb.
Juga tidak lepas dari kisah Prabu Brawijaya yang pernah bertirakat di sana, sehingga membuat gunung lawu semakin di minati oleh spiritualitas.
Di lereng gunung lawu ada beberapa tempat sakral salah satunya adalah tempat semedinya eyang bancolono,
Di tempat itu di huni dua sosok penjaga tinggi besar dan gagah perpakaian prajurit kesatria Kekuatanya level 2, namun sudah di takuti oleh gaib di sekitar sana.
Eyang bancolono juga salah satu penguasa di daerah gunung lawu, namun kekuasaanya masih di bawah kekuasaan eyang Jalak.
Kyai Jalak adalah sosok gaib berpakain jawa, seperti orang tua yang berumur 50 tahunan,
Kesaktianya level 3. Beliau adalah penguasa di lereng gunung lawu, kekuasaanya hampir meliputi seluruh gunung lawu.
Beliau adalah sosok yang baik, dan sering mendatangi dan membatu orng yang bertirakat di sana, juga sering menampakkan diri pada orang yang bertirakat di sana untuk memberikan petunjuk.
Kyai jalak ini masih berhubungan dengan Keraton Mataram, yang saat ini menjadi keraton Jogja dan Surakarta.
Sama halnya denga Eyang Sapu Jagad penguasa Gunung Merapi, Kanjeng Ibu Ratu Kidul dan Juga Eyang Krama Penguasa di Gunung merbabu.
Di bagian tengah Gunung Lawu penguasanya adalah sosok laki laki tinggi besar bertelanjang dada, berkepala botak, bercelana hitam. Kulitnya sawo matang. Kupingnya sedikit lancip. tingginya hampir 3 meter kira2.
Kesaktianya level 4 sangat tingi, bahkan lebih tinggi dari Eyang Jalak.
Namanya tidak ingin di sebutkan, namun sering biasa di sebut Gatot Kaca, oleh penghuni gaib di sana.
Memang sosoknya hampir mirip dengan tokoh pewayangan gatot kaca.
Ia menguasai bagian tengah gunung lawu,
Watak karakternya baik, tidak ingin di ganggu dan tidak mau mengangu, kesatria, pemberani dan pantang mundur.
Meski di bagian tengah gunung lawu banyak gaib gaib negatif dan gaib yang jail, namun itu semua bukan hak gatot kaca untuk melarangnya.
Meski ada gaib yang jail kepada manusia, Sosok Gatot Kaca ini tidak ikut campur, selama tidak mengusik dan mengangu wilayah kekuasaanya.
Di bagian Atas atau puncak Gunung Lawu ada 3 Penguasa Besar.
Yang pertama ada Sosok Gaib berbentuk seperti burung garuda, dengan ekor yang panjang, gagah dan sangat sakti, kesaktianya pilih tanding untuk di daerah indonesia, bahkan di pulau lain selain jawa tidak ada gaib yang menandinginya. Kesaktianya level 4, kelas atas.
Sosok ini pernah menjadi khodam Raden Gajah Mada, sewaktu melakukan sumpahnya. Juga menjadi khodam prabu Brawijaya.
Sosok ini Sering Di sebut Eyang Garuda Yaksa. Beliau memiliki banyak sekli pasukan yang juga bersosok burung. Kesaktianya juga tinggi tinggi.
Bahkan kesaktian panglima perangnya lebih sakti dari pada sosok Gatot kaca.
Sosok kedua Di Sebut Kuda Sembrani, beliau adalah rajanya Kuda sembrani, sosoknya mirip kuda putih, bersayap dan memiliki satu tanduk di kepalanya.
Kesaktianya sangat tinggi hampir setara dengan Eyang Garuda Yaksa, namun masih di bawah Beliau.
Eyang Garuda Yaksa dan Raja Kuda Sembrani ini jarang sekali muncul dan menampakkan diri pada manusia, bahkan pada pelaku spiritual yang bertirakat di sana sekalipun. Karena dimensi mereka sangat tinggi dan halus, keberadaan mereka pun belum tentu bisa di rasakan oleh manusia, bahkan yang sudah terlatih sekalipun, karena harus di rasakan Dengan Rasa sukma baru akan terasa.
Kedua sosok itu memiliki karakter yang baik, yang tidak suka mengangu selama tidak di usik. Bahkan kedua sosok ini sangat di hormati oleh sosok penguasa gaib lainya.
Karena juga menjadi salah satu gaib yang pilih tanding di tanah jawa ini,
Sampai saat ini hanya ada beberapa tokoh spiritual saja yang benar benar mengetahui sosok mereka, apalagi berinteraksi dengan mereka.
Sosok Ketiga Adalah Eyang Sunan Gunung Lawu, beliau memakai jubah hijau, berpakaian putih, bersrokban hijau, sosoknya agak kurus mirib Sunan Bonang. Membawa tasbih dan biasanya juga tongkat.
Beliau berkuasa di wilayahnya, beliau berada di sebuah kerajaan megah di puncak Gunung lawu, di dalam kerajaanya lengkap dengan masjid dan tempat2 indah lainya.
Eyang Gunung Lawu bila di pangil dan berada dekat dengan manusia, akan terasa dingin sosoknya, mirip dengan angin dingin.
Kesaktian beliau juga tinggi level 4, beliau sangan terkenal di dan di hormati oleh para gain di lawu, termasuk di hormati oleh eyang Garuda dan Raja Sembrani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar