Laku Meningkatkan kekuatan sukma
Sukma adalah salah satu bagian dari manusia yang bersifat gaib atau energi.
Karena dari analisa pengetahuan penulis, manusia memiliki beberapa unsur yaitu jasad atau badan, sukma atau jiwa dan ruh atau nyawa.
Sukma terdiri dari berbagai bagian, bila di pecah pembahasanya akan panjang sekali.
Bagian2 dari sukma memiliki peranan penting bagi manusia itu sendiri, karena juga menjadi keseimbangan baik secara mental maupun fisik.
Sedulur papat yang biasa kita kenal dalam masyarakat jawa atau saudara gaib yaitu kakang kawah, adi ari ari, getih dan pusar merupakan bagian dari sukma.
Ketika semua sedulur gaib itu menyatu dengan pancer atau sukma, maka itu baru di sebut sukma sejati.
Menyatunya sukma dengan sedulur papat biasanya terjadi ketika manusia memgalami kematian,
Namun bagi kalangan spiritualis yang sudah ahli di bidang ini, menyatukan sedulur papat dengan pancer adalah salah satu pelalajaran yang harus di kuasai, meskipun hanya sedikit orang saja yang bisa menguasainya apalagi sampai tingkat kesempurnaan seperti budha gautama, Syehk Siti Jenar, Kanjeng Sunan Kalijaga, Jaka Tingkir dsb.
Kebanyakan dari mereka adalah yang mendalami ilmu spiritual dengan sangat berat dan tekun.
Setelah kematian, sukma akan berperan penting, karena kesadaran setelah mati ada pada sukma. Sehingga banyak sukma manusia yang setelah mati mereka kaget dan bingung karena tidak menyadari aoan hal ini. Laku pendekatam diri kepada Allah / Tuhan / sang hyang widhi atau roh al semesta adalah laku kebatinan tertinggi, bahkan laku pendekatan kepada Tuhan memberikan efek kekuatan pada sukma lebih tinggi dari pada laku lainya.
Laku pendekatan diri kepada Tuhan di ajarkan di setiap agama dan aliran kepercayaan, namun masih banyak penganut Agama yang kurang dalam melakukan kebatinan kepada Tuhan, sehingga laku keagamaan mereka terasa hambar, gambang dan sia sia hanya sebatas di lisan saja, ketenangan yang di dapat juga dari pikiran pikiran mereka saja yang meyakini dan merasa lega karena telah beribadah.
Karena banyak dari mereka yang melakukan ibadah karena sebuah paksaan atau kewajiban, sehingga mereka merasa tenang dan lega ketika setelah melaksanakan kewajiban, bukan tenang karena jiwa mereka menyatukan rasa dengan Tuhan.
Banyak yang terjadi seperti itu, bahkan penulis sendiri yang beragama islam dulunya juga begitu, merasa lega dan tenang karena telah melakukan kewajiban yaitu shalat. Sehingga ketenangan dan rasa lega itu bersifat fisik saja dan biasanya bersifat sementara.
Hal ini bisa anda buktikan ketika anda marah, atau anda merasa cemburu dengan pacar anda, atau anda sendang emosi dengan seseorang, kemudia cobalah untuk shalat atau beribadah, saya jamin perasaan itu masih ada, rasa emosi itu bahkan akan masuk dan muncul ketika anda beribadah, bahkan setalah amda beribadah perasaan emosi, marah dan cemburu akan timbul kembali. Itu adalah di sebabkan karena ibadah kita belum sampai menyatukan rasa kita dengan Tuhan.
Memang setiap manusia tidak mudah menghilangkan sifat negatif itu, namun dengan menyatukan rasa kita dengan Tuhan, itu dapat menetralkan pikiran kita, sehingga mampu berfikir positif, mampu melepaskan hal hal fisik yang menimpa.
Ketenangan yang di dapat dari hasil kebatinan / menyatukan rasa dengan Tuhan dapat masuk sampai ke dalam sukma dan ruh, sehingga sukma menjadi semakin kuat dan ruh menjadi semakin bersih dan suci.
Meski sangat pentingnya merawat sukma atau memguatakan sukma
Namun sayangnya tidak banyak manusia yang menyadari pentingnya peranan sukma ini, karena di rasa kurang begitu berpengaruh.
Masih banyak yang tidak tau bahwa setelah kematian, kesadaran kita akan berada pada sukma ini, dan kekuatan sukma menjadi menentu menjalani kehidupan selanjutnya setelah kematian.
Di pulau jawa, orang orang jawa memiliki kebiasaan dan tradisi untuk merawat sukmanya, sehingga banyak sukma orang2 jawa yang sangat kuat di alam sukma setelah kematian, bahkan melebihi para dewa dan bangsa jin di alam gaib.
Kekuatan sukma manusia saat masih hidup dan setalah mati itu akan berbeda, biasanya setelah mati kekuatan sulmanya akan lebih kuat dari pada sewaktu hidup, itu karena setelah mati sedulur papat menyatu dengan sukma sehingga melipat gandakan kekuatan sukma menjadi berkali kali lipat tergantung kekuatan sedulur papatnya.
Manusia yang jarang memperhatikan sukmanya akan mudah di serang mahluk gaib, mudah terserang energi negatif dan mudah sekali di pengaruhi oleh bangsa gaib. Ibadah saja hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap sukma, sehingga banyak orang yang ahli ibadah namun memperlakukan diri seenaknya justru sengsara setelah kematianya.
Kecuali ibadah yang di barengi dengan laku kebatinan, penyatuan atau pendekatan diri kepada Tuhan.
Hal hal yang dapat menurunkan kekuatan sukma biasanya berhubungan dengan kesenangan duniawi atau fisik, seperti makan berlebihan, tidur berlebihan, meluapkan nafsu berlebihan dan sesuatu yang membuat kesenangan tubuh fisik di penuhi.
Seperti menonton regee atau dangut, sambil bergoyang menikmatinya, manari di diskotik, pesta makanan, pesta minumal, berjudi dsb secara tidak sadar hal itu menurunkan kualitas energi spiritual dan menurunkan kekuatan sukma.
Itu kenapa orang yang benar benar mengetahui kebatinan secara otomatis menjauhi hal hal tersebut, bahkan makan yang berlebihan juga tidak di lakukan.
Ada banyak sekali sebenarnya hal yang membuat kekuatan sukma menurun, bahkan hal sederhana seperti maen game juga berpengaruh.
Namun tenang saja, ada juga banyak hal yang secara tidak sadar membuat sukma kita menjadi kuat.
Seperti saat kita bersyukur, menerima atau legowo, secara otomatis kekuatan sukma akan menambah meskipun sangat sedikit.
Atau saat kita melakukan zikir mengingat Allah, dengan batin kita benar benar di arahkan atau di sambungan dengan Allah, maka hal ini dapat menguatkan sukma secara drastis, seperti yang saja uraikan di ataa tadi "pendekatan diri terhadap Tuhan dan penyatuan rasa dengan Tuhan"
Tersambung dengan Tuhan biasa di lakukan oleh orang orang kejawen, mereka menamakan dengan kebatinan atau ada juga manungaling kawulo ing Gusti (menyatukan rasa dengan Tuhan).
Orang orang jawa melakukan hal itu setiap hari sehingga kegaiban sukma mereka sangat tinggi, bahkan di lakukan dan di praktekkan dalam keseharian mereka.
Orang orang jawa selalu sambat dengan Tuhan, seperti ucapan "Duh Gusti", dal keseharian orang orang kejawen juga meningkatkan rasa syukur mereka kepada Tuhan sehingga dalam kondisi apapun mereka selalu bahagia karena merasa di cukupi oleh Tuhan.
biasanya meski mereka tidak memiliki ilmu gaib atau kesaktian, mereka tetap kesulitan untuk di serang secara gaib.
Terutama jika kekuatan sukma mereka lebih kuat dari gaib yang menyerangnya.
Hal sederhana lainya adalah dengan memperhatikan sukma kita secara langsung yaitu dengan memberikan makan pada sedulur papat kita atau pemomong yang juga hakekatnya bagian dari sukma kita nantinya.
Hal ini biasanya di lakukan oleh orang2 jawa setiap wetonya, dan di sebut nyelameti weton.
Hal sederhana lainya adalah mandi air kembang, mandi air kembang dengan niatan untuk memandikan jasad, sedulur papat, sukma dan ruh juga dapat menguatkan kegaiban sukma dan sedulur papat.jika mandi air kembang namun tidak di niati biasanya akan kurang mengena, biasanya hanya akan menguatkan kekuatan energi spiritual saja.
Orang2 jawa zaman dahulu semasa era majapahit sering melakukanya pada saat bulan purnama.
Campuran kemvang yang palibg bagus visa di pakai kembang 7 rupa atu kembang telon.
Hal lainya yang baru saja saya amati adalah mandi di air sumber juga dapat menguatkan kegaiban sukma,
Sumber dengan energi terbesar yang saya analisa berada di jolotundo dan Di khayangan alas purwo juga termasuk air sumber yang di yakini air suci yang juga mengandung energi yang tinggi.
mandi di air sumber khususnya di jolotundo dapat menguatkan sukma secara drastis, mempositifkan energi dalam tubuh dan menstabilkan energi di tubuh.
Namun untuk tujuan menguatkan sukma sebaiknya mandinya juga di niati, tidak asal mandi. Anda bisa mengunakan niatan mandi jinabat yang sudah pernah saya share mantranya.
Selain itu sebenarnya juga masih banyak lagi laku2 yang khusus menguatkan sukma dan sedulur papat, yang laku praktenya harus di bimbing oleh orang2 yang tingkat kegaiban sukmanya tinggi ataupun sudah ahli di bidangnya.
menguatkan sukma akan sangat berguna setelah kematian kita di alam sukma, dan butuh di kuatan selama kita masih hidup, dan harus di latih sedini mungkin, jangan menunggu tua.
Sukma adalah salah satu bagian dari manusia yang bersifat gaib atau energi.
Karena dari analisa pengetahuan penulis, manusia memiliki beberapa unsur yaitu jasad atau badan, sukma atau jiwa dan ruh atau nyawa.
Sukma terdiri dari berbagai bagian, bila di pecah pembahasanya akan panjang sekali.
Bagian2 dari sukma memiliki peranan penting bagi manusia itu sendiri, karena juga menjadi keseimbangan baik secara mental maupun fisik.
Sedulur papat yang biasa kita kenal dalam masyarakat jawa atau saudara gaib yaitu kakang kawah, adi ari ari, getih dan pusar merupakan bagian dari sukma.
Ketika semua sedulur gaib itu menyatu dengan pancer atau sukma, maka itu baru di sebut sukma sejati.
Menyatunya sukma dengan sedulur papat biasanya terjadi ketika manusia memgalami kematian,
Namun bagi kalangan spiritualis yang sudah ahli di bidang ini, menyatukan sedulur papat dengan pancer adalah salah satu pelalajaran yang harus di kuasai, meskipun hanya sedikit orang saja yang bisa menguasainya apalagi sampai tingkat kesempurnaan seperti budha gautama, Syehk Siti Jenar, Kanjeng Sunan Kalijaga, Jaka Tingkir dsb.
Kebanyakan dari mereka adalah yang mendalami ilmu spiritual dengan sangat berat dan tekun.
Setelah kematian, sukma akan berperan penting, karena kesadaran setelah mati ada pada sukma. Sehingga banyak sukma manusia yang setelah mati mereka kaget dan bingung karena tidak menyadari aoan hal ini. Laku pendekatam diri kepada Allah / Tuhan / sang hyang widhi atau roh al semesta adalah laku kebatinan tertinggi, bahkan laku pendekatan kepada Tuhan memberikan efek kekuatan pada sukma lebih tinggi dari pada laku lainya.
Laku pendekatan diri kepada Tuhan di ajarkan di setiap agama dan aliran kepercayaan, namun masih banyak penganut Agama yang kurang dalam melakukan kebatinan kepada Tuhan, sehingga laku keagamaan mereka terasa hambar, gambang dan sia sia hanya sebatas di lisan saja, ketenangan yang di dapat juga dari pikiran pikiran mereka saja yang meyakini dan merasa lega karena telah beribadah.
Karena banyak dari mereka yang melakukan ibadah karena sebuah paksaan atau kewajiban, sehingga mereka merasa tenang dan lega ketika setelah melaksanakan kewajiban, bukan tenang karena jiwa mereka menyatukan rasa dengan Tuhan.
Banyak yang terjadi seperti itu, bahkan penulis sendiri yang beragama islam dulunya juga begitu, merasa lega dan tenang karena telah melakukan kewajiban yaitu shalat. Sehingga ketenangan dan rasa lega itu bersifat fisik saja dan biasanya bersifat sementara.
Hal ini bisa anda buktikan ketika anda marah, atau anda merasa cemburu dengan pacar anda, atau anda sendang emosi dengan seseorang, kemudia cobalah untuk shalat atau beribadah, saya jamin perasaan itu masih ada, rasa emosi itu bahkan akan masuk dan muncul ketika anda beribadah, bahkan setalah amda beribadah perasaan emosi, marah dan cemburu akan timbul kembali. Itu adalah di sebabkan karena ibadah kita belum sampai menyatukan rasa kita dengan Tuhan.
Memang setiap manusia tidak mudah menghilangkan sifat negatif itu, namun dengan menyatukan rasa kita dengan Tuhan, itu dapat menetralkan pikiran kita, sehingga mampu berfikir positif, mampu melepaskan hal hal fisik yang menimpa.
Ketenangan yang di dapat dari hasil kebatinan / menyatukan rasa dengan Tuhan dapat masuk sampai ke dalam sukma dan ruh, sehingga sukma menjadi semakin kuat dan ruh menjadi semakin bersih dan suci.
Meski sangat pentingnya merawat sukma atau memguatakan sukma
Namun sayangnya tidak banyak manusia yang menyadari pentingnya peranan sukma ini, karena di rasa kurang begitu berpengaruh.
Masih banyak yang tidak tau bahwa setelah kematian, kesadaran kita akan berada pada sukma ini, dan kekuatan sukma menjadi menentu menjalani kehidupan selanjutnya setelah kematian.
Di pulau jawa, orang orang jawa memiliki kebiasaan dan tradisi untuk merawat sukmanya, sehingga banyak sukma orang2 jawa yang sangat kuat di alam sukma setelah kematian, bahkan melebihi para dewa dan bangsa jin di alam gaib.
Kekuatan sukma manusia saat masih hidup dan setalah mati itu akan berbeda, biasanya setelah mati kekuatan sulmanya akan lebih kuat dari pada sewaktu hidup, itu karena setelah mati sedulur papat menyatu dengan sukma sehingga melipat gandakan kekuatan sukma menjadi berkali kali lipat tergantung kekuatan sedulur papatnya.
Manusia yang jarang memperhatikan sukmanya akan mudah di serang mahluk gaib, mudah terserang energi negatif dan mudah sekali di pengaruhi oleh bangsa gaib. Ibadah saja hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap sukma, sehingga banyak orang yang ahli ibadah namun memperlakukan diri seenaknya justru sengsara setelah kematianya.
Kecuali ibadah yang di barengi dengan laku kebatinan, penyatuan atau pendekatan diri kepada Tuhan.
Hal hal yang dapat menurunkan kekuatan sukma biasanya berhubungan dengan kesenangan duniawi atau fisik, seperti makan berlebihan, tidur berlebihan, meluapkan nafsu berlebihan dan sesuatu yang membuat kesenangan tubuh fisik di penuhi.
Seperti menonton regee atau dangut, sambil bergoyang menikmatinya, manari di diskotik, pesta makanan, pesta minumal, berjudi dsb secara tidak sadar hal itu menurunkan kualitas energi spiritual dan menurunkan kekuatan sukma.
Itu kenapa orang yang benar benar mengetahui kebatinan secara otomatis menjauhi hal hal tersebut, bahkan makan yang berlebihan juga tidak di lakukan.
Ada banyak sekali sebenarnya hal yang membuat kekuatan sukma menurun, bahkan hal sederhana seperti maen game juga berpengaruh.
Namun tenang saja, ada juga banyak hal yang secara tidak sadar membuat sukma kita menjadi kuat.
Seperti saat kita bersyukur, menerima atau legowo, secara otomatis kekuatan sukma akan menambah meskipun sangat sedikit.
Atau saat kita melakukan zikir mengingat Allah, dengan batin kita benar benar di arahkan atau di sambungan dengan Allah, maka hal ini dapat menguatkan sukma secara drastis, seperti yang saja uraikan di ataa tadi "pendekatan diri terhadap Tuhan dan penyatuan rasa dengan Tuhan"
Tersambung dengan Tuhan biasa di lakukan oleh orang orang kejawen, mereka menamakan dengan kebatinan atau ada juga manungaling kawulo ing Gusti (menyatukan rasa dengan Tuhan).
Orang orang jawa melakukan hal itu setiap hari sehingga kegaiban sukma mereka sangat tinggi, bahkan di lakukan dan di praktekkan dalam keseharian mereka.
Orang orang jawa selalu sambat dengan Tuhan, seperti ucapan "Duh Gusti", dal keseharian orang orang kejawen juga meningkatkan rasa syukur mereka kepada Tuhan sehingga dalam kondisi apapun mereka selalu bahagia karena merasa di cukupi oleh Tuhan.
biasanya meski mereka tidak memiliki ilmu gaib atau kesaktian, mereka tetap kesulitan untuk di serang secara gaib.
Terutama jika kekuatan sukma mereka lebih kuat dari gaib yang menyerangnya.
Hal sederhana lainya adalah dengan memperhatikan sukma kita secara langsung yaitu dengan memberikan makan pada sedulur papat kita atau pemomong yang juga hakekatnya bagian dari sukma kita nantinya.
Hal ini biasanya di lakukan oleh orang2 jawa setiap wetonya, dan di sebut nyelameti weton.
Hal sederhana lainya adalah mandi air kembang, mandi air kembang dengan niatan untuk memandikan jasad, sedulur papat, sukma dan ruh juga dapat menguatkan kegaiban sukma dan sedulur papat.jika mandi air kembang namun tidak di niati biasanya akan kurang mengena, biasanya hanya akan menguatkan kekuatan energi spiritual saja.
Orang2 jawa zaman dahulu semasa era majapahit sering melakukanya pada saat bulan purnama.
Campuran kemvang yang palibg bagus visa di pakai kembang 7 rupa atu kembang telon.
Hal lainya yang baru saja saya amati adalah mandi di air sumber juga dapat menguatkan kegaiban sukma,
Sumber dengan energi terbesar yang saya analisa berada di jolotundo dan Di khayangan alas purwo juga termasuk air sumber yang di yakini air suci yang juga mengandung energi yang tinggi.
mandi di air sumber khususnya di jolotundo dapat menguatkan sukma secara drastis, mempositifkan energi dalam tubuh dan menstabilkan energi di tubuh.
Namun untuk tujuan menguatkan sukma sebaiknya mandinya juga di niati, tidak asal mandi. Anda bisa mengunakan niatan mandi jinabat yang sudah pernah saya share mantranya.
Selain itu sebenarnya juga masih banyak lagi laku2 yang khusus menguatkan sukma dan sedulur papat, yang laku praktenya harus di bimbing oleh orang2 yang tingkat kegaiban sukmanya tinggi ataupun sudah ahli di bidangnya.
menguatkan sukma akan sangat berguna setelah kematian kita di alam sukma, dan butuh di kuatan selama kita masih hidup, dan harus di latih sedini mungkin, jangan menunggu tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar